Subscribe:

Jumat, 16 Desember 2011

[Rangkuman Diskusi] Berapa banyak Pemerintah dapat bagian dari tambang ?

Tanya – Sulistiyono

Saat ini sedang marak tambang batubara, tambang emas, tembaga, timah dan nikel. Tambang tambang tersebut terutama batubara sangat merusak lingkungan, sehingga biaya pemulihannya cukup mahal.

Kalau untuk bidang migas , setelah dikurangi cost recovery dan after tax Pemerintah mendapat 85% , lalu untuk tambang batubara berapa ? Juga tambang tambang lain, emas, timah, nikel, tembaga , Pemerintah dapat bagian berapa banyak ?

Tambang tambang tsb adalah kekayaan alam kita yang menurut UUD 1945 pasal 33 harus dipergunakan untuk kemekmuran rakyat banyak. Mohon pencerahan.

Tanggapan - Eko Prasetyo

Kalo mengingat pemerintah sering kecolongan praktek tax-forwarding (ngejual murah ke agen di negara lain terus agen itu yang ngejual dengan harga pasar ke konsumen, untungnya dibalikin ke perusahaan tambang. Praktek menghindari pajak tinggi), kayaknya cuman dapet dari tax dan gak ada sistem yang menjamin pemerintah dapet duit kayak di migas.


Tanggapan 2 - arnold.soetrisnanto

Kalau tambang2 tsb kemudian dijual ke perusahaan asing seperti yg terjadi dengan Bumi Resources....trus bagaimana hitung2annya...??

Apakah berarti makin banyak kekayaan nasional yg berpindah ke tangan asing...??

Tanggapan 3 - rio.hendiga@akersolutions

Kalau jual murah artinya kan masih ada untung tapi sikit pak, bagaimana kalau sampai jual rugi terus ?

Kalau di Batam kebanyakan prakteknya kan seperti itu, buat company di Batam, sales marketingnya di negara lain ( kebanyakan di Singapore ), Ongkos Produksi yang diberikan ke Pabrik di Batam sangat kecil, kalau bisa tidak akan mendapat untung sama sekali atau mungkin rugi juga tak apa-apa asal bisa jual ke consumen di negara lain dg untung yang banyak, kena pajak yang lebih kecil dari Indonesia.

Nanti saat pabriknya tak dapat order lagi dari Sales marketingnya, maka akan tutup dg alasan bangkrut, tak ada pesangon, mau menyita aset,...eh ternyata semua aset udah digadaikan untuk bayar hutang,.... pemiliknya udah kabur duluan ke luar negeri, dan para karyawannya cuma bisa Demo..demo...dan demo....tak ada yang peduli dg nasib mereka.

Tanggapan 4 – Faridmaloni

Senin, 12 Desember 2011

Rapat Internal III

Rapat Internal III

Pimpinan Rapat : Sodikin Mandala Putra

Tidak dapat diadakan rapat dengan alasan :
1. Jumlah kuota rapat tidak mencukupi untuk pembahasan penetapan PJ/Proker
2. Agenda terlalu besar untuk dibahas oleh peserta rapat
Tugas Selanjutnya :
1. Penentuan PJ Masing-masing proker dan Teknis proker

Rapat Internal II

Rapat Internal II

Pimpinan Rapat : Sodikin Mandala Putra
Sekretaris : Lianita Intan Sari

Agenda :
1. Penetapan Proker

Hasil Rapat :
1. 18 Proker satu tahun kedepan
2. 5 Proker yang akan dibawa ke PARADE TAMBANG
Tugas Selanjutnya : Penentuan PJ Masing-masing Proker dan Teknis

Rapat Internal I

 Rapat Internal I

Pimpinan Rapat : Sodikin Mandala Putra
Sekretaris : Alisca Dianti Rezki

Agenda :
1. Alternatif Proker
2. Pembahasan Departemen

Hasil Rapat :
1. Mendapatkan 23 Alternatif Proker
Tujuan Selanjutnya : Penetapan Proker untuk 1 Tahun Kedepan

TEKNOLOGI PEMANFAATAN BATUBARA UNTUK MENGHASILKAN BATUBARA CAIR, PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK, GAS METANA DAN BRIKET BATUBARA


TEKNOLOGI PEMANFAATAN BATUBARA UNTUK MENGHASILKAN BATUBARA CAIR, PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK, GAS METANA DAN BRIKET BATUBARA

Sodikin Mandala Putra
Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya

Kampus Unsri Inderalaya  Jl. Raya Palembang – Prabumulih Km. 32 Inderalaya OI
SUMSEL, 30662 Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
sodikinmandala@yahoo.co.id

ABSTRACT
Utilization of coal as a source of national energy should be made considering the rapid current national energy consumption that can not be met by domestic production of petroleum. Utilization is expected not only in the form of raw materials but the coal has increased value added. Increased added value or quality of coal is also in line with the Masterplan Economic Development Acceleration and Expansion of Indonesia 2011-2025 which has 3 (three) missions are a major focus of one of them is in adding value and expanding the value chain of production processes and distribution of asset management and access ( potential) Resources, geografs region, and human resources, through the creation of economic activities that are integrated and synergistic in and inter-regional centers of economic growth.
Coal utilization technology tends to produce one product only to power plants, liquefied coal, city gas (methane), or briquettes. But with the technology to be developed is expected to use coal of various qualities can be used for various purposes. Such as to produce charcoal to briquettes, hot steam for power generation, liquid smoke to synthetic fuels, and methane gas for city gas.
The technology will be developed is a theoretical idea to review the various references from pyrolysis, power plants, as well as liquefaction coal. Coal utilization technology consists of three systems is a combination of three processes namely the utilization of coal combustion process directly, evaporation (steam) and pyrolysis. Coal combustion systems used for high calorie content such as bituminous to anthracite, the system is used as fuel for steam and pyrolysis systems. Pyrolysis system used for low-grade coal such as bituminous coal and lignite will produce charcoal to briquettes, methane gas for city gas, and liquid smoke and tar to synthetic fuel. While the steam system is used to generate steam that is used to turn turbines and generate electrical currents.
Keywords: Utilization of coal, Pyrolysis, Power Plant.

INTISARI
Pemanfaatan batubara sebagai sumber energi nasional harus segera dilakukan mengingat pesatnya konsumsi energi nasional saat ini yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi minyak bumi dalam negeri. Pemanfaatan ini diharapkan tidak hanya dalam bentuk bahan mentah tetapi batubara yang telah dinaikan nilai tambahnya (added value). Peningkatan nilai tambah atau kualitas batubara sesuai pula dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 yang memiliki 3 (tiga) misi yang menjadi fokus utama salah satunya yaitu peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi dari pengelolaan  aset dan akses (potensi)  SDA, geografs wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
Teknologi pemanfaatan batubara saat ini cenderung menghasilkan satu produk saja seperti hanya untuk pembagkit listrik, batubara cair, gas kota (metana), atau briket. Namun dengan teknologi yang akan dikembangkan ini diharapkan pemanfaatan batubara dari berbagai kualitas dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Seperti untuk menghasilkan arang untuk briket, uap panas untuk pembangkit listrik, asap cair untuk bahan bakar sintetis, serta gas metana untuk gas kota.
Teknologi yang akan dikembangkan ini merupakan gagasan teoritis dengan meninjau berbagai referensi mengenai pirolisis, pembangkit listrik, serta liquefaksi batubara (liquefaction coal). Teknologi pemanfaatan batubara ini terdiri dari tiga sistem yang merupakan gabungan dari tiga proses pemanfaatan batubara yaitu proses pembakaran secara langsung, penguapan dan pirolisis. Sistem pembakaran digunakan untuk batubara kadar kalori tinggi seperti bituminous sampai antrasit, sistem ini digunakan sebagai bahan bakar untuk sistem uap dan pirolisis. Sistem pirolisis digunakan untuk batubara kelas rendah seperti lignit sampai bituminous dan akan menghasilkan arang untuk briket, gas metana untuk gas kota, serta asap cair dan tar untuk bahan bakar sintetis. Sedangkan sistem uap digunakan untuk menghasilkan uap panas yang digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan arus listrik.
Kata Kunci : Pemanfaatan batubara, Pirolisis, Pembangkit Listrik.